RSS

Selasa, 30 Desember 2008

Obat Hati

Obat hati adalah perkara-perkara yang bisa menjaga hati kita tetap hidup dan sehat, berlawanan dengan racun hati yang justru membuat hati kita menjadi sakit dan bahkan mati.

Salah satu obat hati adalah dzikrullah, yakni senantiasa berdzikir dan mengingat-Nya. Dzikir merupakan kebutuhan yang niscaya bagi setiap manusia. Tanpa dzikir, hati manusia akan menjadi keras dan akhirnya mati. Karena sedemikian pentingnya dzikir ini, Al-Qur’an dalam banyak ayat-ayatnya senantiasa memerintahkan kita untuk gemar berdzikir. Demikian pula Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam telah memberikan kepada kita tuntunan dzikir dalam hampir semua perbuatan dan muamalah kita, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, hampir semua gerak hidup kita, telah ada tuntunan dzikirnya.

Mengenai manfaat dzikir, Imam Ibnu Qayyim menulis dalam kitabnya Al-Waabil Ash-Shayyib: ”Dzikir itu menguatkan hati dan ruh. Jika dzikir hilang dari diri seseorang maka hilanglah pula kekuatan hati orang tersebut. Diantara manfaat dzikir adalah: 1) mengusir dan menghancurkan syetan, 2) menjadikan pelakunya diridhai oleh Allah, 3) menghilangkan kegundahan dan kegelisahan, 4) mendatangkan kebahagiaan, ketenangan, ketenteraman dan kegembiraan, 5) membuat hati dan wajah pelakunya menjadi terang dan bersinar, 6) pelakunya akan dikaruniai kewibawaan dan kesumringahan, 7) pelakunya akan mendapatkan kecintaan Allah, 8) pelakunya akan senantiasa berada dalam pengawasan Allah, sebagaimana firman-Nya ”Ingatlah Aku maka Aku akan mengingatmu.” Betapa banyaknya manfaat dzikir!

Rasulullah bersabda,”Perumpamaan orang yang berdzikir dan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang hidup dan orang mati.” (HR Bukhari dari Abu Musa Al-Asy’ari). Dalam kesempatan yang lain, seseorang bertanya kepada beliau,”Wahai Rasulullah, pintu-pintu kebaikan itu banyak. Aku tidak mampu melakukan semuanya. Karena itu sampaikanlah untukku apa saja yang engkau suka asal tidak banyak-banyak karena aku khawatir akan lupa dan tidak bisa ajeg.” Beliau menjawab.”Hendaknya lidahmu senantiasa basah dengan dzikrullah.” (HR At-Turmudzi dari Abdullah bin Busyrun).

Ditulis oleh Muhammad Shaleh Drehem, Lc.

0 komentar:

Posting Komentar